Abdullah Bin Ja'far Ra
Abdullah bin Ja'far masih keponakan Rasulullah SAW, ia putra dari Ja'far bin Abi Thalib. Ia masih berusia tujuh tahun ketika berba'iat kepada Nabi SAW. Ketika Ja'far bin Abi Thalib gugur syahid di perang Mu'tah, Rasulullah SAW memanggil anak-anaknya, Abdullah, Aun dan Muhammad. Beliau menentramkan hati mereka karena kehilangan ayahnya, dan mendoakan agar selalu diberikan rahmat Allah. Doa Nabi SAW inilah yang membuat Abdullah menjadi sangat pemurah dan baik hati seperti bapaknya, sehingga ia digelari 'Qutbus Sakha', Kepala para Dermawan.
Sewaktu masih kecil, Ibnu Ja’far pernah membantu pamannya Ali bin Abi Thalib menolong seseorang, dan ia diberi hadiah orang yang ditolongnya itu sebanyak empat ribu dirham, tetapi ia menolak dan berkata, "Kami tidak menjual amalan baik kami."
Suatu ketika ia diberi uang oleh seseorang sebanyak duaribu dirham, dan dalam sekejab uang itu habis dibagi-bagikan di jalan Allah. Pada kali yang lain, ada pedagang yang membawa sejumlah besar gula ke pasar, tetapi dagangannya tidak laku, tidak ada orang yang membelinya. Abdullah menyuruh pembantunya memborong semua gula tersebut dan membagikannya secara cuma-cuma pada penduduk sekitarnya.
Ketika sahabat Zubair bin Awwam gugur, anaknya, Abdullah bin Zubair menemuinya dan berkata, "Wahai Abdullah, kutemukan dalam catatan keuangan ayahku, engkau berhutang satu juta dirham."
"Baiklah," Kata Abdullah bin Ja'far, "Engkau dapat mengambil uang itu, kapan saja kamu suka!"
Tetapi tidak berapa lama Abdullah bin Zubair kembali dan meminta maaf karena terjadi kekeliruan, ayahnya-lah yang mempunyai hutang satu juta dirham kepada Abdullah bin Ja'far. Maka Abdullah berkata, "Jika demikian, aku halalkan hutang ayahmu kepadaku!"
Tetapi Abdullah bin Zubair tidak mau hutang ayahnya dihalalkan begitu saja, ia tetap ingin membayar hutang tersebut. Maka Abdullah bin Ja'far berkata, "Baiklah jika demikian, engkau boleh membayar sesuai kemampuanmu!"
“Maukah engkau menerima sebidang tanah kecil yang tandus sebagai pembayarannya?" Kata Ibnu Zubair.
Abdullah bin Ja'far dengan senang hati menerimanya sebagai pelunas hutang Zubair bin Awwam, walau nilainya tidak sebanding. Ia mendatangi tanah tandus tersebut dan memerintahkan pembantunya untuk membentangkan sajadah di atasnya, kemudian ia shalat dua rakaat dan bersujud cukup lama. Setelah selesai shalat, ia menunjuk satu titik, dan menyuruh pembantunya untuk menggali. Tak terlalu lama menggali, muncullah mata air di tanah tandus tersebut. Abdullah bin Ja'far menikahi dua orang cucu Rasulullah SAW, putri Fatimah dan Ali, secara berturutan. Pertama ia menikahi Zainab binti Ali, ia mempunyai dua orang anak yang diberi nama Abdullah dan Aun, tetapi keduanya meninggal ketika masih kecil. Setelah itu ia menikahi Ummu Kultsum binti Ali, kakak Zainab, yang sebelumnya telah menikah dengan Umar bin Khaththab dan dua orang saudaranya, Aun bin Ja'far dan Muhammad bin Ja'far.