Salamah Bin Akwa Ra
Salamah bin Amr bin Akwa al Aslami RA, atau lebih dikenal dengan nama Salamah bin Akwa, nama kunyahnya Abu Iyas, berba'iat kepada Nabi SAW bersama-sama kaumnya dari Bani Aslam. Setelah selesai berba'iat, ia berteduh di bawah bayang-bayang sebuah pohon. Setelah orang-orang semakin sedikit, tiba-tiba Nabi SAW memanggilnya, "Hai Ibnul Akwa, maukah kamu berba'iat!"
"Aku telah berba'iat, Ya Rasulullah!" Jawab Salamah.
"Berba'iatlah sekali lagi…" Kata Nabi SAW.
Salamah menghampiri Nabi SAW, kemudian beliau menjabat tangan Salamah untuk berba’at dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam. Kemudian beliau memba'iat Salamah lagi, tetapi kali ini ba'iat atas maut, yakni bersedia berkorban nyawa dalam membela dan mempertahankan Islam.
Salamah bin Akwa RA, seorang anak berusia 12 atau 13 tahun yang mempunyai kemampuan berlari sangat cepat, bahkan melebihi kecepatan kuda yang berlari. Ia juga mempunyai ketrampilan memanah yang sangat baik.
Suatu ketika ia berjalan-jalan melewati Ghabah, suatu tempat di luar kota Madinah, dimana unta-unta Nabi SAW dan beberapa penduduk Madinah digembalakan. Ia melihat sekelompok orang kafir yang dipimpin oleh Abdurrahman Fazari merampok unta-unta gembalaan itu dan membunuh para gembalanya.
Salamah berlari ke suatu bukit dan berteriak sekuat tenaga ke arah Madinah untuk memberitahukan perampokan ini.Setelah itu ia berlari mengejar para perampok yang mulai kabur. Setelah agak dekat, ia juga memanah para perampok beberapa kali dengan berpindah-pindah tempat, sambil bersembunyi di balik pohon. Karena panah yang menyerang mereka dari berbagai tempat, para perampok ini sama sekali tidak menyangka kalau penyerang mereka hanya satu orang, mereka berlari ketakutan, beberapa ekor kuda yang ditungganginya roboh terkena panah.
Tak lama berselang datang kelompok perampok lain yang dipimpin Uyainah bin Hishin, yang membantu kelompok Abdurrahman, hingga mereka mengetahui bahwa penyerangnya hanya satu orang, merekapun mengejar Salamah. Salamah lari ke arah Madinah dan menaiki sebuah bukit, dan mereka terus mengejar, tetapi tidak mudah menangkap Salamah karena kemampuan larinya yang amat luar biasa.
Ketika Salamah melihat sekelompok orang datang dengan menunggang kuda dari Madinah, seketika ia berhenti dan menghadap ke arah para perampok itu, ia bekata, "Tunggulah kalian di sana! Tahukah kalian siapa aku?"
"Siapakah engkau?" Tanya para perampok itu.
"Aku adalah Ibnu Akwa, demi Allah yang menguasai jiwa Rasulullah SAW, jika kalian ingin menangkapku, kalian tidak akan berhasil. Tetapi jika aku ingin menangkap salah satu dari kalian, pasti dia tak akan lolos dariku."
Ketika itu, orang pertama dari Madinah telah sampai, yaitu Akhram Asadi RA. Salamah memintanya menunggu teman-teman lainnya sebelum menyerang perampok itu, tetapi Akhram berkata, "Biarlah aku mati syahid karenanya…!"
Setelah itu, ia menghambur dengan kudanya ke arah para perampok. Abdurrahman menyambut serangannya dan ia berhasil menyabet kaki kuda Akhram hingga terjatuh, dan segera menyerangnya lagi sehingga Akhram menemui syahidnya. Tak lama kemudian datanglah Abu Qatadah RA yang langsung menyerang, tetapi sekali lagi Abdurrahman berhasil menyabet kaki kuda Abu Qatadah hingga terjatuh. Tetapi kali ini Abu Qatadah cukup sigap, sambil terjatuh ia masih bisa menyerang Abdurrahman dan pada akhirnya berhasil memenggal lehernya. Abu Qatadah, Salamah dan beberapa temannya menyerang para perampok kafir itu hingga banyak yang tewas, ketika makin banyak orang-orang Madinah yang datang, para perampok itu melarikan diri.