Wanita Pembawa Air

Kisah ini diriwayatkan dari sahabat Imran bin Hushain al Khuza'i RA. Suatu ketika Nabi SAW bersama rombongan pasukan kehabisan air dan beberapa orang kehausan. Beliau menyuruh Ali bin Abi Thalib dan seorang sahabat lainnya untuk mencari air. Mereka berdua bertemu seorang wanita yang mengendarai untanya dengan membawa dua mazadah (tempat air dari kulit). Ali meminta air padanya atau diberitahukan tempat memperoleh air, tetapi wanita tersebut berkata, "Kemarin aku telah berjanji untuk membawakan air pada kaumku, dan saat ini mereka telah menunggu!!" 

Bukan maksudnya ia menolak menunjukkan dimana mata air itu berada, tetapi jika harus mengantar sampai kesana, ia akan terlambat memenuhi janjinya kepada kaumnya. Ali memakluminya, tetapi ia menyuruh wanita tersebut untuk berjalan terus sehingga bertemu Rasulullah SAW. Wanita itu berkata, "Apakah yang kalian maksudkan adalah orang yang disebut ash Shabi (pembawa agama baru) itu?" 

Mereka membenarkan, kemudian mengiring wanita tersebut menemui Nabi SAW. Setelah menceritakan keadaan wanita tersebut, beliau menyuruh wanita tersebut turun. Beliau minta dibawakan bejana-bejana persediaan air dan beliau mengisinya dengan air dari satu mazadah. Dengan mazadah yang lain, beliau menyuruh seluruh rombongan untuk minum dan memberi minum binatang-binatang mereka. Sungguh suatu mu'jizat, air dalam mazadah yang sebenarnya tidak seberapa banyaknya seakan tidak ada habisnya. Kemudian Nabi SAW mengisikan air pada bejana lainnya untuk mandi bagi orang yang sedang berjunub.

Wanita pembawa air yang masih musyrik tersebut hanya berdiri tercengang memperhatikan semua peristiwa tersebut. Setelah semua anggota pasukan menyelesaikan keperluannya dengan air tersebut, dua mazadah itu diletakkan kembali di unta sang wanita, keadaannya tidak berkurang, bahkan lebih penuh daripada sebelumnya.

Nabi SAW menyuruh orang-orang untuk mengumpulkan makanan sebagai pemberian kepada wanita tersebut. Wanita tersebut dinaikkan ke atas onta, dan makanan yang terkumpul, seperti tamar, tepung dan susu dibungkus dengan kain dan diletakkan di depannya. Nabi SAW bersabda kepadanya, "Engkau tahu, kami tidak mengurangi sedikit pun air milikmu, hanya Allah yang memberi minum kepada kami…" 

Ketika sampai kepada kaumnya, wanita tersebut ditegur karena keterlambatannya. Ia pun menceritakan apa yang dialaminya, kemudian ia berkata, "Demi Allah, sesungguhnya ia seorang tukang sihir yang pandai di antara ini (ia menunjuk langit dan bumi) atau ia memang seorang Rasulullah…"

Akhirnya pasukan muslimin menyerang dan menaklukan kaum musyrikin, tetapi kampung tempat tinggal wanita tersebut dikecualikan, hanya dilewati tetapi tidak diserang atau didatangi. Maka wanita tersebut berkata kepada kaumnya, "Saya kira kaum muslimin dengan sengaja tidak menyerang kalian, karena itu, Islamlah kalian…!"

Mereka memenuhi anjuran wanita tersebut, dan bersama-sama mereka memeluk Islam.